intro..

Saya dedikasikan blog ini kepada :

Hidup saya yang berantakan…

Ornag-orang yang telah membuatnya berantakan…

Dan, orang-orang yang telah saya buat berantakan…

Tanks..thanks again.

Selasa, 17 Januari 2012

tentang EVERY DEAD THING



                             Tentang NovelEvery Dead Thing
( John Connoly )

Oleh : Nikki Agnez

“ Aku membunuh karena aku bisa”

Novel ini dirilis tahun 1999 di Great Britain/Inggris. Diterjemahkan kedalam bahasa indonesia oleh Barokah Ruziati dan kemudian dirilis di indonesia tahun 2011. Memang sungguh waktu yang lama dari terbitnya novel versi original. Ini seperti ketika kita di indonesia menemukan novel ini berada di rak new release toko buku dan saat itu pula orang-orang di negara asal buku ini sudah bosan membicarakan buku yang beberapa tahun silam sangat mereka puja dan memberi inspirasi. Setidaknya seperti itulah yang saya fikirkan. Mengingat betapa lamanya jarak waktu novel ini dirilis antar dua negara. Saya tidak tau apakah ini hanya terjadi di indonesia, atau karena ketebalan novel ini (543 halaman) sehingga membuat Barokah Ruziati membutuhkan waktu yang (sangat) lama untuk menyelesaikannya. Padahal saya perhatikan novel-nivel lainnya tidak berjarak begitu lama antara rilis di negara asalnya dan waktu ketika novel itu berada di list rak buku new release . setidaknya masih dalam tahun yang sama.

“ Seperti panggung tragedi balas dendam yang mengerikan.
Dimana Darah menggemakan Darah “

Cerita dimulai dengan sebuah Prolog tentang pembunuhan istri dan anak tokoh utama Charlie Parker. Pembunuhan yang sangat tidak berperikemanusiaan itu sangat membuat charlie parker terpukul. Ditambah lagi tragedi pembunuhan itu terjadi belum lama setelah dia dan istrinya Susan bertengkar dan Charlie meninggalkan rumah. Di tengah rasa bersalah yang terus menghantuinya, Charlie yang seorang mantan detektif NYPD di minta oleh temannya untuk memecahkan sebuah kasus dan melacak seorang gadis yang hilang. Padahal charlie tidak tau apa-apa tentang gadis yang yang dicarinya : Chaterine Dameter. Sampai Charlie dibawa ke jantungnya sebuah kejahatan yang terorganisir. Sebuah pembunuhan anak-anak yang warga dan polisi setempat mempercayai bahwa kasus ini telah ditutup beberapa tahun yang lalu. Ternyata sang dewa pembunuh ; Adelide Modine. Masih hidup dan menutup identitas kejahatannya dengan melakukan penyamaran. Walaupun seorang mantan detektif Charlie membuktikan kulitas dirinya melalui kasus Adelide yang telah terkubur selama 50 tahun bersama kebohongan dan kelicikannya. Unsur-unsur intrik dan kelicikan sangat banyak sekali terdapat dalam kasus adelide modine ini sehingga kita akan diberikan kejutan-kejutan di dalam jalan ceritanya.
Pada akhir cerita novel ini terdapat sebuah Epiolog yang menceritakan bagaimana kehidupan Charlie setelah menyelesaikan semua kasusnya yang berakhir mengejutkan. Sang pembunuh yang telah menewaskan susan dan jennifer (istri dan charlie), Tee Jean, Florence, dan si Peramal tua yang tinggal di rawa-rawa Lousiana : Tante marie yang bisa mendengar suara-suara orang-orang mati korban pembunuhan yang di lakukan orang yang disebut  si pengembara. Penyelidikan charlie di bantu oleh tiga orang temannya : Angel, louis, Rachel mengalami kebuntuan saat orang-orang yang berperan dan ikut andil dalam kasus ini mati terbunuh.seperti morphy dan istrinya, David Fantenot dan Remarr yang mati menggenaskan akibat menjadi saksi pembunuhan tersebut dengan tidak sengaja. Sang pembunuh ini tidak hanya menghabiskan nyawa korbannya dengan cara biasa. Dia membunuh korbannya melalui cara-cara yang terdapat dalam kitab hanoks dan beberapa lukisan karya Estienne.Pembunuhan dengan cara penyiksaan terkejam yg pernah saya ketahui. Kepada korbannya, sipengembara memasukan cairan ketamine kedalam tubuh mereka sehingga ketika melakukan mutilasi atau ketika si pengembara menganatomi korbanya, si korban tetap hidup dan bisa merasakan setiap percik kesakitan di setiap inci tubuhnya. Dia menguliti wajahnya, menguliti kulit bagian vitalnya dan mengeluarkan isi perutnya, kemudian meninggalkan korban dengan posisi-posisi yang dilihatnya dalam karaya Estienne. Sipenegembara ini mengaggap bahwa dirinya adalah setan. Itu terlihat dari kata-katanya yang sama dengan kata-kata setan ketika di tanya mengapa mereka (setan) di usir dari surga.“ Dosa kita bukanlah karena takabur. Tetapi karena mendamba kemanusiaan “ (hal. 142)
Pada saat-saat terakhir diceritakan pertempuran Charlie dengan si Pengembara yang ternyata adalah Sahabatnya bernama Woolrich, seorang anggota FBI yang mempunyai karir cemerlang. (ini menguatkan opini saya bahwa didunia gelap seperti itu tak akan pernah ada persahabatan dan cinta).
Ketika membaca novel yang bergenre Thriller. Jangan berharap akan menemukan sesuatu yang indah dan menyenangkan akan terdapat dalam ceritanya. Semuanya hanya bercerita tentang kesakitan, kekejaman, pembunuhan, kengerian, ketakutan dan semacamnya. Khususnya dalam novel ini, cinta yang kita anggap sesuatu yang indah didalam ini beralih menjadi sesuatu yang hina dan mengerikan dalam pandangan pembunuhnya. “pada cara mereka dibunuh, cinta direndahkan sebagai contoh bagi para pecinta lain tentang kesia-siaan cinta itu sendiri”. (hal. 494) dan “Dengan kematian orang lain dia memberikan peringatan tentang kematian kita semua dan kesia-siaan cinta dan kesetiaan”(hal. 495).
Novel ini memang tidak membahas tentang kesia-siaan cinta secara mendalam dan mendetail. Tetapi pemikiran si pengarang yang dituliskan melalui pandangan pembunuhnya tentang cinta itu sendiri sangat menarik dan memberikan kesan dan pesan tersendiri bagi pembacanya. selebihnya melalui novel ini ( dan kebanyakan novel thriller lainnya ) kita diperlihatkan tentang kenyataan di balik dunia yang seperti kita tonton di film “shopahollic”. Betapa dunia gelap seperti itu terdapat disekeliling kita dan nyata. Dunia yang keras dan dihuni oleh orang-orang keras pula. Dan di dunia seperti itu nyawa seseorang bukanlah menjadi sesuatu yang berharga lagi. Pesahabatan dan cinta tidak pernah ada dalam dunia yang seprti itu dan bisa dikatakan hal yang mustahil dan hanya akan menjadi tertawaan bagi malaikat maut yang merajai dunia gelap seperti itu. Tidak akan pernah ada keseimbangan dan keadilan yang seadil-adilnya “dikehidupan sekarang kita mendapat hukum, dikehidupan mendatang barulah kita mendapat keadilan” (hal. 163).
Dari sifat-sifat pembunuh yang terdapat di novel ini. Di antaranya adalah derdapat intrik, kelicikan dan kekejaman yang menggambarkan realita kehidupan yang terjadi pada saat sekarang. Kita tidak hanya berdampingan dengan dunia gelap seperti ini. Akan tetapi, kita juga hidup didalamnya. Bernafas dan bergantung darinya. Dan secara tidak langsung, kadang kita juga terlibat didalamnya “kita semua ikut serta, entah ingin ataupun tidak”. (hal. 496). Juga mereka seperti teroris yang menyerang langsung kehati setiap orang yang melihat korban mereka agar dapat mempelajari tentang kefanaan dan kesia-siaan hidup itu sendiri. ”Dia memberikan pelajaran kepada kita tentang kefanaan”.(hal. 448), “ kita melihat kefanaan diri hanya dari pemandangan kefanaan orang lain” (hal. 453).


Every Dead Thingquotations
-John Connoly-

*      “ Seperti panggung tragedi balas dendam yang mengerikan. Dimana darah menggemakan Darah” (hal.14)

*      “ Masalalu seperti jerat. Dia membiarkanku bergerak sedikit, memutar, belok. Tapi akhirnya masalalu menyeretku kembali” (hal. 49)

*      “ Bagaimana dengan hidup ?”
“ Sama seperti biasanya, dibungkus pita merah dan di hadiahkan ke orang lain” (hal.51)

*      “Bengkel Willie terletak disebuah lingkungan yang sudah susah payah melawan ketuaan” (hal. 98)

*      Sciotta adalh pisau yang terbungkus daging. Instrumen kesakitan berbentuk manusia. Sang ahli bedah, sekaligus pisau bedahnya.” (hal. 127)

*      “ Hanya lelaki pintar yang mencari gadis itu. Hidup atau mati, gadis itulah kucinya” (hal. 133)

*      “ Bahkan lalatpun iri dengan kemampuan Hansen dalam membaui mayat”( hal. 134)

*      “ Bajunya merupakan tipuan yang dia buang saat dia kembali kesosoknya yang setani” (hal. 269)

*      “Adelide Modine sedang menutupi jejaknya sebelum menghilang di kegelapan lagi” (hal. 268)

*      “Para pembunuh itu adalah penyiksa, pemerkosa dan orang-orang yang mengalami disfungsi yang telah menyeberangi batas” (hal. 375)

*      “ Ini tindakan orang yang sudah kehilangan akan sehat dan tenggelam dalam dunia gelap diremangi jilatan api tempat yang membutakan mata dengan darah” (hal.389)

*       “ DOC ( Anjing Bassed Hound )...
... “ kadang-kadang dia mendeking kecil ( saat tidur pulas_nikk’s improv) karena bermimpi, mimpi anjing” (hal. 395)

*      “Aku tidak lapar. Aku akan kerja, lalu minum 2 pil tidur. Dan mencoba tidur tanpa bermimpi” (hal. 410)

*      “ Tidak pernah kukira aku akan mencari hantu di rawa-rawa pada hari liburku” (hal.424)

*      “ Lionel Fantenot bukanlah tipe orang dengan saluran airmata yang berkembang baik” (hal. 442)

*      “ Si Pengembara ini telah menulis sejarahnya sendiri. Menawarkan gabungan antara ilmu dan seninya untuk membuat catatannya sendiri yang mortalitas, menciptakan neraka dalam hati manusia” (hal. 454)

*      “ Lelaki berwajah garang bercampur dengan perempuan-perempuan kejam dan siapapun yang tidak membawa senjata dan salah belok kesini. Maka dia pasti menyesal”. (hal. 463)

*      “Temanmu?, kalau ya, kau pasti lebih kesepian dari yang ku kira”. (hal. 464)

*      “ Fakta bahwa kau bersiap melakukan semua ini adalah indikasi matinya dirimu dari malam” (hal. 467)

*      “ Dia sudah tidak menganut nilai kemanusiaan dan empati. Cerita dan duka, dalam jubah merahnya yang berkilat dia terliaht seperti luka didalam jalinan ruang dan waktu” (hal. 481)

*      “ Aku merasa lelah dan muak melihat darah” (hal. 483)

*      “ Pada cara mereka dibunuh. Cinta derendahkan sebagai contoh bagi para pecinta lain tentang kesia-siaan cinta itu sendiri” (hal. 494)

*      “ Dengan kematian orang lain, dia memberikan peringatan tentang kematian kita semua dan kesia-siaan cinta dan kesetiaan” (hal. 495)

*      “ Kau tidak bisa menggertak seseorang yang tidak memperhatikan” (hal. 496)

*      “ Seakan-seakan sebuah cadar tersingkap menjelang ajalku. Memperlihatkan kekosongan dan kedinginan dibaliknya” (hal. 540)

*      “ Ini seperti mengulang namamu lagi dan lagi dan lagi di dalam kepalamu. Hingga namamu hilang di dalam familiaritas. Dan kau mulai meragukan identitasmu sendiri”. (525)

*      “ Cara modern untuk melakukan pembedahan anatomi didepan buplik”. (hal. 526)

*      “ Kenapa kau membunuhnya ?”
“Karena aku bisa”. (hal. 531)

*      “ Tetapi yang akan kita ciptakan ini adalah Anti-Kebangkitan. Kegelapan terbuat dari daging”. (hal. 534)

*      “ Kau tidak akan kembali dari kematian. Dan satu-satunya dosa dari penyebab kematianmu adalah dosamu sendiri”. (hal. 535)

*      “ Aku membutuhkan rasa sakit ini. Aku membutuhkannya untuk melawan efek Ketamine” (hal. 536)


Selasa, 20 Desember 2011

analisa the old man and the sea

Rima Y. Pratama
Prose I
Gindho Rizano, M.HUM
19 November 2011
“The relationship Between the Symbol and Main Character
In The Old Man and The Sea”.
Ernest Hemingway (1899-1961) is one of the most famous American novelist, short-story writer and essayist; he was the winner of the 1954 Nobel Prize for Literature. The Old Man and the Sea published in 1952. This novel made its author earned the Pulitzer Prize in fiction for 1952, and also made him as a winner the Nobel Prize for literature two years later. The Old Man and the Sea is a tragic adventure story. Support with his willingness and his pride calling, the old fisherman, Santiago risk far out in to Gulf Stream and there he found the biggest marlin that never seen in those water. Then, he was alone and exhausted by his struggle to harpoon the giant fish, he is forced into a losing battle with marauding sharks; they leave him nothing but just the skeleton of his catch. Based on the description above, I would like to discuss this novel about the “The relationship between the symbol and main character in The Old Man and The Sea”.
Santiago is an old fisherman; he has not caught a single fish for eighty four days. At first he works with a young boy, Manolin that has shared his bad fortune, but after the fortieth unlucky day Manolin’s father tells him to go from Santiago boat. Since that time, Santiago works alone. Every morning he rows his skiff out into the Gulf Stream where the marlin is and he never able to catch the fish, he just comes with empty hand. The marlin becomes the main symbol in this novel. Marlin is Santiago’s precious opponent. He identifies the marlin as himself. Marlin is male and he also imagines that the fish is old. The marlin comes to symbolize Santiago.  In other word, Santiago struggle with the marlin is in fact a struggle with himself. Santiago is not struggle with the strength but patience, a denial to accept defeat. The process Santiago’s struggle with the marlin is the process his struggle to face and defeat his weakness.  He struggles very hard to catch and control the marlin until he can hook the fish. Marlin is a kind of giant fish that not easy to catch. This species is aggressive fighter who often leapt into the air, as if never tired. They swim fast and strong. Every fisherman is very expected to catch the marlin. This marlin is great with its fight.  They called the marlin as a beautiful fish. If marlin bait, he jumps to the top surface about 10 to 20 meters. Fishermen can see the" enemy "in front of it. Not all of fishermen can enjoy this attraction. But if the marlin hooked, he surfaced. There is a time for the tug. This is where the fisherman fights how to win the fight. The ship's captain must be quick as well; to assist in the rope in order did not break.
Hemingway describes Santiago’s image appearance and the eyes, expressing an old man external appearance of old with inside of strength. We can see, “The old man was thin and gaunt with deep wrinkles in the back of his neck. The brown blotches of the benevolent skin cancer the sun brings from its reflection on the tropic sea were on his cheeks. The blotches ran well down the sides of his face and his hands had the deep-creased scars from handling heavy fish on the cords. But none of these scars were fresh. They were as old as erosions in a fishless desert. Everything about him was old except his eyes and they were the same color as the sea and were cheerful and undefeated.”(Hemingway, 2009). These two kinds of strengths express Santiago is a challenges and courage character. In addition, failure and bad luck are eternal in other people's eyes, but to the old man has means nothing. He still believes he will also have good luck.
When Hemingway created the character of the old man, he didn’t choose the young man with strong physical power. But, he just chose an old poorly man, in perform. This choice incomplete the physical power of the struggler. The author had his own certain purpose. The old man should have reserved from the life struggle. But in the novel, the author trusted a great challenge to him and strong courage. The choice made the works wider and more thoughtful symbolic meaning. Man is unimportant in the large universal. They are marked in physical power; they can be the stronger in mentality. Not all of man has a strong body, but the can build that.  Santiago does not have strong physical power like young man. He is unlucky. He is a failed hero in the struggle between Man and sea. He gets nothing in the successful 84 days, also he is lonely. He risks his life in the sea without any help. Exactly, because of these basic descriptions, the novel shows the special courage of Santiago. If a person can’t expect any help, and then he has to depends on himself. He overcomes the dangerous condition with using his courage. The courage of the old man shows the fearless heroism. It also keeps the old man’s optimistic spirit long, which can strengthen the intensity of strength of will. In the end, Santiago dreams young lions of African beach. He only dreamed of places now and of the lion on the beach” (Hemingway, 2009). He is old now and his youth and strength is left behind him. All above shows dream gives his courage.
In reading The Old Man and the Sea, we get worthy moral experience through the sight of the man’s inner world. This kind of experience strengthens the character’s image and also enriches it. The good and kind personality of the old man had knocked many hearts. The author melts the kind character into his soul. And as a result, his kind character makes the image have more spirit personality. In the nature, he treats the foe as his brother even he wants to feed it by himself. He shows sympathy to the little swallow, even when he is fighting against shark and the marlin. Although he suffers the awful fate, he is still non-stopping to struggle. Ernest Hemingway also try to tell us, in this life when people want something, they often just to look for the final result and get it instantly, sometime, they don’t care  about how the process to get it. As we read the novel, we know that Santiago keeps on fighting because he has a belief that a man is not made for defeat, a man can be destroyed but not defeated. The old man wins very hard in this struggle with fish, though the result is he lost it. We shouldn’t see just the final result, but see how Santiago’s struggle to catch the fish.
In conclusion, we can get worthy moral experience in this novel. This novel teaches us many things about life. The one think that I have learned in this novel is never stop to struggle for our life. And this is also we can learn from the main character from this novel, Santiago. Although he is an old man, weak, and work alone but he never stop struggle and he is a brave one.

References:
Hemingway, Ernest (2009). Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and The Sea) .Serambi




*Analisa “olok-olok” dan Review “olok-olok” novel. LOL “(^_^)” by: Nikki Agnez


The chemical garden trilogy
WITHER
By ; Nikki agnez

Sebelum memutuskan untuk membaca novel berikutnya yang sedang antri di rak buku untuk dibaca. Ada baiknya untuk mereview kembali buku2 yang sudah di baca dan mencoba sedikit untuk menganalisa sebisanya.
Novel yang akan di bahas pada kesempatan ini berjudul WITHER (2011). The Chemical trilogi karya Lauren DeStefano. Di terjemahkan kedalam bahasa indonesia oleh Maria M. Lubis (one of my favorite translator ^_^). Novel yang bercerita tentang bagaimana nasib para gadis-gadis yatim-piatu dan perjuangan mereka menjalaninya di zaman modern yang sarat bahaya dengan usia terbatas.

"INILAH CARA DUNIA BERAKHIR

Cerita dimulai dengan situasi dalam sebuah mobil van penuh dengan para gadis-gadis yang diculik oleh orang-orang yang di sebut ‘pengumpul’ untuk dijual kepada orang-orang kaya dari generasi pertama, merekalah yang disebut penguasa karena berumur panjang. Setting yang diambil dalam cerita ini adalah masa depan,” saat dunia telah berubah. Sebagian negara musnah. Kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan generasi tua yang tangguh, nyaris abadi. Tetapi menghasilkan generasi berikutnya yang sangat lemah dan berusia sangat pendek” (sinopsis,Wither.2011).
Dari sekian banyak gadis yang diculik si pengumpul dalam van tadi akhirnya dipilih 3 orang yang kemudian di jual kepada seorang dokter yang melakukan penelitian untuk menemukan antidot dari sebuah virus yang tak diketahui namanya. Dokter kaya raya itu bernama  Vaughn Ashby. Dia membeli 3 gadis yang bernama Rhine, Cecily, dan Jenna. Untuk dinikahkan dengan anaknya yang bernama linden ashby yang saat itu mengalami kedukaan karena istri nya (Lady Rose) terjangkit virus dan sakit-sakitan. Lady Rose beranggapan bahwa hidupnya tidak akan lama. Dan ternyata benar, setelah Rose meninggal, Rose yang dulunya menjabat sebagai istri pertama yang mendapat keistimewaan fasilitas akhirnya digantikan oleh Rhine yang secara fisik sangat mirip dengan Rose. Tokoh Rhine adalah narator dalam cerita yang menggunakan sudut pandang orang pertama (first person) ini. Meski begitu Rhine tidak pernah merasa senang dengan perlakuan istimewa dan kemewahan yang melimpah dalam rumah tersebut. Dia selalu bertekad untuk kabur dari semua itu dan kembali menemui saudara kembarnya yang bernama Rowan, pada awal kedatangan Rhine dirumah itu dia bertemu dengan seorang pelayan (Gabriel). Satu-satunya bagian dari rumah itu yang dipercayainya.dan mereka jatuh cinta.
Selain rhine,ada juga Janne and Cecily. Mereka adalah saudara-istri Rhine. Meskipun berbagi suami (Linden). tetapi mereka mempunyai hubungan yang sangat dekat dan saling membantu. Kecuali Cecily yang masih kecil, Jenna dan Rhine lebih akrab dan saling terbuka dalam menceritakan rahasia-rahasia mereka. Jenna adalah sosok perempuan dewasa yang sangat cantik dan menawan walaupun baru berusia 19 tahun. Pada masa itu generasi baru hanya berusia paling lama sampai 25 tahun. Jenna, sangat membenci segala yang berhubungan dengan rumah itu dan juga Linden yang baik hati dan tidak tau apa-apa tentang pembunuhan adik Jenna. Tetapi Jenna  merasa linden lah orang yang harus bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap adik-adiknya yang dilakukan para pengumpul saat dalam van yang menculik mereka ( para pengumpul membunuh gadis-gadis yang tersisa dan tidak dipilih pembeli dalam van tersebut, dan adik jenna adalah 2 dari mereka). Vaughn lah yang mengatur semuanya. Linden hanya sebagai boneka demi kepentingan penelitian antidot Vaughn.
Rhine, yang sejak awal sudah akrab dengan Rose sebelum kematiannya banyak bercerita tentang Linden dan keanehan-keanehan dokter Vaughn dengan penelitiannya di ruang bawah tanah. Meskipun Vaughn bersiap baik kepada ketiga istri Linden (Rhine, Janne, Cecily) tapi dia sebenarnya adalah seorang monster yang sangat ditakuti oleh semua penghuni dalam rumah mewah tersebut. Dan Rhine mengetahui itu. Begitu berat perjuangan Rhine untuk kabur dari rumah yang dipenuhi ilusi- ilusi dari hologram tersebut. Dan begitu banyak konflik- konflik dalm cerita ini, mulai dari linden menghamili Cecily yang begitu masih kecil dan rentan. Sehingga proses kehamilannya sangat memberatkannya. Dan juga kematian Jenna yang telah di atur dokter Vaughn sedemikian rupa. Sehingga orang-orang beranggapan bahwa Jenna meninggal akibat virus seperti halnya kematian Rose. Pada saat itu adalah saat yang paling berat bagi Rhine dan Cecily, karena kematian Jenna, Rhine menjadi sangat terpukul dan putus asa. Ditambah lagi dengan pengakuan Cecily yang dengan polosnya mengetahui semua niat Rhine untuk kabur dan menceritakan kepada kepala rumah Vaughn. Pada saat itu Rhine hampir tak lagi bisa mempercayai semua orang termasuk Linden yang sangat rapuh dan mencintainya.
Dan akhirnya pada Bab 26 diceritakan bagaimana Rhine berhasil kabur dari rumah itu bersama Gabriel dalam badai salju yang sangat tebal. Pada saat terakhir ketika Rhine dan Gabriel terjebak digerbang terkhir. Mereka menemukan kesulitan untuk membuka gerbang tersebut dan berfikir bahwa mereka akan mati membeku karena tidak mungkin akan kembali lagi kerumah itu kecuali ingin dibunuh oleh dokter Vaughn. Samapai pada akhirnya ada seorang pelayan yang datang membukakan gerbang tersebut. Dalam keherananan tersebut, si pelayan mengatakan kalau dia disuruh oleh Cecily untuk menolong mereka untuk kabur.
Pada akhir cerita Rhine dan Gabriel berhasil kabur dari rumah tersebut dan bersama-sama meraih keinginan mereka. Mereka pulang dengan tuntunan cahaya dari mercusuar. Menuju Manhattan.
Novel ini sarat dengan pesan moral tentang kehidupan dan sifat manusia. Tentang seorang tokoh (Rhine) yang mempunyai keinginan untuk kabur dan berusaha sekuat tenaga mendapatkan kebebasan. Dan tentang bagaimana kesabarannya dalam meraih kebebasan tersebut. Kadang tidak semua kemewahan mendatangkan kebahagiaan. Dan hal itulah yang tidak disadari oleh linden, meskipun dia mengakui mencintai ketiga istrinya.tapi dia tidak pernah tau bahwa istrinya sangat menderita dengan semua kemewahan tersebut. Kemewahan yang ditukar secara paksa dengan orang-orang yang mereka cintai.
Istilah burung dalam sangkar sangat cocok sekali dengan kehidupan ketiga saudari-istri ini ketika berada di rumah Vaughn. semua kemewahan semu tersebut digambarkan dalam simbol hologram-hologram. Sesuatu yang terlihat ada tapi tidak nyata. Seperti cinta yang mereka (Rhine, Jenna, Cecily) berikan kepada Linden. Dengan bersandiwara dan berpura-pura. Dan dunia yang di jalani linden sebagai boneka Vaughn.
Pandangan Lauren DeStefano tentang masa depan yang digambarkannya dalam novel ini menurut saya sangatlah menarik. Dengan kemajuan teknologi dan gambaran tentang hancurnya negara-negara oleh perang dan iklim yang yang tidak teratur sehingga membuat negara-negara yang tidak bisa bertahan tersebut tenggelam kedalam dasar laut dan mengakibatkan air laut terkontabinasi racun ini juga memberikan pesan tentang pemanasan global dan polusi yang semakin parah dari negara-negara berkembang yang memproduksi banyak polusi dan tak dapat bertahan sehingga berakibat buruk bagi masa depan. Meskipun demikian, dalam cerita ini  juga bisa terlihat kehidupan seperti kembali ke masa lampau. Yaitu dengan situasi ketakutan dan kewaspadaan dari masyarakat golongan bawah akan situasi yang tak terkendali. Dan juga rumah dokter Vaughn (menurut bayangan saya seperti sebuah kastil yang bergaya kuno) dan suasana didalamnya. Dengan begitu banyaknya pelayan dan beberapa benda-benda yang masih (mungkin) terlihat tradisional (vintage) dan banyaknya ruang bawah tanah yang identik dengan kastil-kastil di masa lampau.
Ditengah-tengah saya sempat berfikir bahwa ini adalah novel romance. Tentang bagaimana mereka bertiga memperebutkan Linden dengan licik dan tersembunyi dari istri-istri yang lainnya. Dan saya berfikir bahwa akhir dari cerita ini adalah Rhine akhirnya jatuh cinta kepada linden. Ternyata tidak sama sekali, novel ini sangat sedikit membahas tentang cinta.( dan kemudian saya berfikir tidak akan pernah ada cinta di dunia semu.) satu-satunya romansa dalam kisah ini adalah ketika Rhine dan Gabriel berhasil kabur. Dan romansa mereka adalah ketika mereka berada dalam dunia nyata, yaitu jauh dari rumah Vaughn yang berisikan kebahagiaan yang semu dan tidak nyata. Meskipun begitu, saya sangat terkesan dengan kesabaran dan pengorbanan ketiga tokoh utama dalam novel ini. Mereka selalu bersatu dan saling melindungi walaupun berbagi suami. Dan di antara mereka ber 3,saya sangat mengagumi bahkan mengidolakan karakter Jenna. Dengan sifatnya yang dingin dan tenang. serta keanggunan dan bagaimana caranya menyimpan kebencian. Jenna adalah karakter penting dalam mempengaruhi si narator (Rhine). Saya sendiri mengkategorikan novel ini sebagai litterary fiction. Karena ceritanya yang begitu sarat makna dan kata-kata yang saya sendiri membaca satu paragraf sampai 2 atau 3 kali untuk memahaminya.
................................
Salah satu kebiasaan saya ketika membaca sebuah novel adalah selalu mencari kata-kata atau kalimat yang saya sukai dalam novel tersebut dan kemudian menyalinnya kedalam buku catatan. Dan inilah kutipan-kutipan yang saya sukai dalam novel The chemical garden trilogy : WITHER.
·         “ Begitu terperangkap sehigga aku bahkan tidak mempunyai kebebasan untuk mati.”
·        “ Aku berbaring sendirian didalam kegelapan selama berjam-jam. Menabahkan diri.” (Rhine)
·         “ keheningan ini membuatku gila” (Rhine)
·         “Air memantulkan sinar matahari dan pecah menjadi bentuk-bentuk berlian” (DeStefano, 2011)
·         “Aku tidak peduli dengan kebebasanku sekarang, aku tidak peduli jika aku mati disini” ( Rhine)
·         “ini adalah simbol yang mengatakan bahwa kami berbagi dalam neraka ini” (Rhine)
·         “sampaikan salamku pada kebebasan” (Jenna)
“jika aku berhasil menemukannya, akan kusampaikan” (Rhine)
·         “ini aku, yang memperjuangkan hidupku” (Rhine)
·         “Kebebasan, baru saja diberikan kepadaku dalam sebuah kotak kecil” (Rhine)
.........................
(21 December 2011, 00 : 30)
(PS : WITHER adalah buku pertama dari trilogi THE CHEMICAL GARDEN)